Kue pernikahan selalu ada dalam acara dengan konsep internasional. Dari kue pernikahan sederhana hingga kue mewah dengan desain kastil dan memiliki beberapa tingkat. Keberadaan kue pernikahan tidak pernah dilupakan karena memiliki makna dalam dan bukan hanya sekedar pelengkap dekorasi pernikahan. Kue dalam acara pernikahan adalah simbol bahwa pasangan kekasih telah bersatu dalam ikatan resmi pernikahan. Melakukan potongan kue adalah simbol resmi menjadi suami dan istri.
Kue dalam acara pernikahan lebih banyak menggunakan kue dengan ukuran besar bahkan hingga 7 tingkat kue dengan desain sesuai dengan keinginan mempelai. Seringnya kue pernikahan memiliki ukuran besar dan tinggi tidak memungkinkan untuk dibuat 100% dari kue asli. Resiko kerusakan saat pengiriman dan selama acara pernikahan berlanmgsung menjadi pertimbangan utama. Acara pernikahan akan berlaku untuk waktu lumayan lama. Bahan yang sering dipakai untuk mengganti bahan kue asli saat membuat kue untuk acara pernikahan adalah styroform atau dikenal dengan dummy kue. Selain lebih minim resiko kerusakan, dummy kue memiliki harga lebih murah. Harga dummy kue berkisar dari 2 juta hingga 3,5 juta.
Kue dalam acara pernikahan memiliki sejarah panjang sebelum bergeser ke trend dummy cake seperti sekarang. Pada jaman Romawi Kuno, lue dalam acara pernikahan tidak untuk disantap karena tamu undangan yang membawa kue dan menyusunnya menjadi pilar. Pasangan penganti akan berciuman di depan pilar tinggi yang terbuat dari kue. Pada abad ke-19, kue dalam acara pernikahan dibuat dari bahan tahan lama karena tingkat paling atas dari 3 tingkat kue pernikahan akan digunakan pada acara pembabtisan anak pertama. Sedangkan pada abad ke 20 dan 21, tingkat kue paling atas akan dimakan saat ulang tahun pertama pernikahan.